Siapa yang tak mengenal susu? Minuman yang
dulunya dianggap sebagai “minuman sempurna” ini merupakan cairan bergizi
berwarna putih yang berasal dari kelenjar susu mamalia. Berdasar sumbernya,
susu tidak hanya diperoleh dari hewani melainkan dapat juga berasal dari nabati
seperti kedelai atau kacang almond. Artikel kali ini akan membahas susu secara
mendalam dan kontroversi seputar kelayakannya untuk dikonsumsi oleh manusia.
Sumber : https://www.scientificamerican.com/
Macam-macam Susu
Berdasarkan sumbernya, susu dibedakan atas dua
jenis, yaitu:
·
Susu hewani : susu
sapi, susu domba, susu kambing, susu kerbau, dan lain-lain
·
Susu Nabati : susu
kedelai, susu beras, susu almond, susu cashew, dan lain-lain
Baik
susu hewani maupun susu nabati memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Susu hewani kaya akan kalsium dan protein serta vitamin dan mineral (kalium,
fosfor, vitamin D). Selain itu, susu hewani mengandung kasein dan whey protein
yang baik untuk otot. Sehingga apabila ingin meningkatkan massa otot, sangat disarankan
mengonsumsi susu hewani. Susu ini juga bebas estrogen yang dapat memicu
beberapa jenis kanker pada manusia apabila dikonsumsi berlebihan atau sensitif.
Akan tetapi, sayangnya susu hewani dapat menimbulkan alergi, terutama bagi
penderita intoleransi laktosa, dimana protein susu tidak dapat dipecah dalam
tubuh karena produksi enzim laktase tidak bekerja optimal.
Susu
nabati juga kaya akan vitamin dan mineral seperti vitamin E, vitamin B,
antioksidan, fosfor, isoflavon. Susu ini juga bebas laktosa sehingga sering
dijadikan solusi bagi penderita intoleransi laktosa dan solusi bagi vegetarian.
Akan tetapi, kandungan kalsium dan protein yang terdapat pada susu nabati tidak
sebanyak susu hewani, sehingga seringkali pada susu nabati
ditambahkan/difortifikasi dengan kalsium. Susu ini juga mengandung fitoestrogen
danoligosakarida yang sulit dicerna tubuh.
· Susu
murni (whole milk),
kandungan lemak yang terdapat pada susu ini minimal 3,5% dari lemak susu dan
8,25% padatan susu bukan lemak (protein, karbohidrat, vitamin larut air, dan
mineral). Segelas susu whole milk (250 ml) memenuhi 40% kebutuhan vitamin D dan
20% kalsium.
· Susu
kurang lemak (reduce fat milk), sesuai namanya, pada susu ini kadar lemak telah dikurangi
hingga tersisa 2%.
· Susu
rendah lemak (low fat milk), kandungan lemaknya lebih sedikit lagi, yaitu 1%
· Susu
skim (susu non lemak), susu ini hampir
tidak memiliki lemak sama sekali (0,1%), namun residu dari lemak susu boleh
tersisa hingga maksimal 0,5%
Karena vitamin A dan D yang larut dalam lemak
ikut hilang pada proses pemisahan lemak, maka pada susu kurang lemak, susu
rendah lemak, dan susu skim seringkali ditambahkan vitamin tersebut.
Selain sumber dan kandungan lemaknya, susu
juga dibedakan berdasarkan proses pengolahannya, yaitu:
·
Susu segar (fresh milk)
Susu
segar dihasilkan dari hewan ternak perahan, seperti sapi, kerbau, kambing,
domba, dan kuda yang sehat dan tidak tercampur kolostrum. Susu segar tidak
mengandung tambahan air, bahan tambahan pangan dan antibiotik, dan belum
mengalami perubahan warna, bau, serta kekentalan. Susu segar paling lezat
karena asam lemak susunya belum rusak akibat proses pengawetan. Susu segar yang
akan diminum langsung sebaiknya dipanaskan (tidak dididihkan agar emulsi susu
tidak pecah) hingga mencapai suhu 70°C selama 5 – 10 menit.
· Susu pasteurisasi
Merupakan
susu segar yang mengalami proses pemanasan 72°C selama 15 detik dengan tujuan
menghambat organisme merugikan, seperti bakteri, virus, dan protozoa.
Pasteurisasi hanya mampu menghambat pertumbuhan bakteri merugikan ini, tetapi
tidak dapat mematikannya, terutama bakteri yang tahan terhadap suhu tinggi.
Karena hanya mengalami proses pemanasan, jenis susu ini perlu disimpan dalam
lemari pendingin bersuhu 5-6°C dan hanya dapat disimpan selama 2 minggu.
· Susu sterilisasi
Merupakan
susu yang dipanaskan pada suhu 120°C selama 15 menit. Pada susu ini tidak 100%
bakteri mati dan terdapat sedikit zat gizi yang hilang selama proses pemanasan.
Susu ini dapat bertahan hingga 6 bulan.
· Susu evaporasi (susu
kental manis)
Susu
ini dihasilkan dengan penguapan hingga cairan susu menguap dan menjadi pekat.
Susu evaporasi mengalami proses pengurangan kadar air hingga 60% untuk
mematikan bakteri atau enzim yang merugikan, namun selama prosesnya ada
beberaapa vitamin yang rusak, terutama vitamin A, D, dan E. Susu yang dikenal
juga sebagai susu kental manis ini kandungan gulanya sangat tinggi.
· Susu bubuk
Susu
bubuk terbuat dari susu segar yang telah melalui proses pengeringan menjadi
bentuk susu kering yang solid. Susu ini mudah disimpan dan lebih tahan lama
sehingga banyak dikonsumsi masyarakat.
· Susu UHT (Ultra High Temperature)
Merupakan
susu yang mengalami proses pasteurisasi (sterilisasi dari kuman). Proses UHT
dilakukan dengan memanaskan susu pada suhu sangat tinggi dalam waktu singkat,
yaitu 130-150°C selama 2-5 detik untuk membunuh bakteri patogen yang terdapat
dalam susu dan unsur penyebab pengentalan. Susu ini juga dikemas secara
higienis dalam botol plastik atau kotak bebas bakteri dan dapat bertahan hingga
10 bulan tanpa disimpan di lemari pendingin, kecuali bila kemasannya sudah
terbuka.
Susu merupakan sumber vitamin dan mineral yang
baik, terutama kandungan kalsium. Susu telah lama dikenal dan berperan
penting dalam kesehatan tulang. Susu atau produk olah susu lainnya, mengandung
zat gizi berupa protein, lemak dan karbohidrat serta sumber zat gizi penting
lain, diantaranya :
·
kalsium
·
riboflavin
·
fosfor
·
vitamin A, dan B12
·
kalium
·
magnesium
·
seng
Perlu dipahami bahwa seluruh zat gizi tersebut
juga terdapat dalam bahan makanan lain, sehingga Anda dapat mengonsumsi makanan
lain untuk memenuhi kebutuhan gizi, bukan hanya berasal dari susu.
Manfaat Susu
Bukan hanya bagi anak-anak, untuk remaja,
orang dewasa, bahkan lansia disarankan untuk tetap mengonsumsi susu. Hal ini
dikarenakan susu mudah diperoleh, terjangkau dan memiliki banyak manfaat,
diantaranya:
1. Menjaga mata tetap sehat.
Salah
satu zat gizi yang terkandung dalam susu yaitu vitamin A yang sangat baik untuk
membantu meningkatkan kesehatan mata.
2. Menjaga dan menguatkan tulang.
Mengonsumsi
susu pada masa anak-anak dan remaja dapat membantu pertumbuhan tulang,
sedangkan minum susu pada usia remaja, dewasa dan lansia dapat membantu
menguatkan tulang dan mencegah pengeroposan tulang atau osteoporosis. Selain
tinggi kalsium juga karena adanya kandungan vitamin D pada produk susu
tersebut.
3. Mengurangi stress.
Setelah
sehari penuh bekerja dan beraktivitas tentulah pikiran masih diliputi oleh rasa
stres. Untuk itu, cobalah membuat segelas susu hangat dan duduk santai di
beranda rumah. Kebiasaan ini akan membantu merilekskan tubuh dan menenangkan
pikiran.
4. Membentuk otot tubuh.
Kandungan
kasein dan whey protein yang terkandung pada susu dapat membantu membentuk otot
tubuh. Selain itu, mengonsumsi segelas susu setelah olahraga akan membantu proses
penyembuhan sel otot yang rusak.
5. Gigi lebih sehat dan kuat.
Kandungan
kalsium dan vitamin D dalam susu berperan dalam membantu menguatkan gigi,
mencegah gigi berlubang serta mencegah kerusakan gigi lainnya.
6. Memperbaiki tekanan darah
Penelitian
menunjukkan bahwa mengonsumsi susu dapat memperbaiki tekanan darah tinggi.
7. Menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
Penelitian
lain juga menunjukkan bahwa mengonsumsi produk susu dapat menurunkan risiko
terkena penyakit kardiovaskular. Hal ini diduga dipengaruhi oleh asupan kalsium
yang terkandung pada susu yang dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Asupan tinggi kalsium juga dapat menurunkan kolesterol LDL dalam darah dan
meningkatkan kolesterol HDL sehingga berpengaruh terhadap kesehatan kardiovaskular.
Enzim Laktase
Jika berbicara mengenai susu, tidak lepas dari
peran enzim laktase. Laktase adalah enzim yang diproduksi di usus kecil, yang
membantu dalam pemecahan molekul laktosa, sehingga dapat dengan mudah dicerna
oleh tubuh. Enzim mengubah laktosa menjadi dua jenis gula sederhana – glukosa
dan galaktosa.
Tubuh yang tidak mampu menghasilkan laktase,
dapat menyebabkan defisiensi laktase. Hal ini mengakibatkan timbulnya
intoleransi laktosa. Gejala intoleransi laktosa terlihat setelah 30 menit
sampai 2 jam setelah minum susu atau produk olahan susu lainnya. Gejala yang
timbul diantaranya kram perut, perut kembung, mual, dan diare. Jika laktosa
tidak dapat disingkirkan secara sempurna, air akan terosmosis ke dalam usus
besar sehingga menyebabkan diare.
Pada umumnya, intoleransi laktosa disebabkan
oleh ketidakmampuan sistem pencernaan manusia dalam membentuk laktase. Beberapa
orang juga mengalami intoleransi laktosa akibat berhentinya produktivitas usus
kecil dalam menciptakan laktase setelah sakit, seperti dulu, atau setelah
operasi. Ada pula bayi yang lahir dengan intoleransi laktosa.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya
intoleransi laktosa, diantaranya:
· Usia, semakin tua seseorang maka semakin besar
dirinya berisiko mengalami intoleransi laktosa. Hal ini dikarenakan kemampuan
untuk memproduksi enzim laktase mengalami penurunan akibat bertambahnya usia.
· Hereditas, banyak yang mengatakan bahwa intoleransi
laktosa kebanyakan terjadi pada orang Amerika, Indian, dan ras berkulit hitam.
Belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun kondisi lingkungan diduga
mempengaruhi hal ini.
· Bayi
Prematur, bayi prematur lebih
mungkin mengalami intoleransi laktosa permanen dibandingkan bayi normal. Hal
ini dikarenakan kondisi usus bayi belum mampu menciptakan laktase hingga akhir
trimester ketiga.
· Radiasi
pada bagian perut, seseorang yang
mengalami terapi seperti kanker, akan lebih mudah mengalami intoleransi laktosa
karena radiasi pada bagian perut akan mengganggu produksi laktase.
Kesimpulan
Susu tidak menyebabkan sakit kronis seperti
kanker dan tidak ada satupun zat gizi yang terkandung pada susu yang
benar-benar tidak bisa dicerna oleh manusia. Selain itu, hampir seluruh
kandungan gizi pada susu juga terdapat dari sumber makanan lain.
Semoga bermanfaat
Writer : Novia
Akmaliyah, S.Gz
Editor & Proofreader : Jansen Ongko, MS.c,
RD
0 comments:
Post a Comment